Dampak lingkungan dari bagian bawah cangkir kertas , khususnya dalam hal pembuangan dan daur ulang, merupakan masalah yang mendesak karena meluasnya penggunaan gelas kertas sekali pakai. Berikut ini gambaran rinci mengenai dampak-dampak tersebut:
Mayoritas gelas kertas, terutama yang dilapisi polietilen (PE), berakhir di tempat pembuangan sampah. Lapisan ini, dirancang untuk membuat cangkir tahan air dan tahan lama, membuat serat kertas sulit dipisahkan selama daur ulang. Akibatnya, banyak gelas kertas yang tidak didaur ulang dan malah menjadi sampah di TPA. Saat berada di tempat pembuangan sampah, cangkir kertas membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai karena lapisan PE yang tidak dapat terurai secara hayati. Periode dekomposisi yang berkepanjangan ini menambah beban lingkungan jangka panjang.
Meskipun terdapat alternatif kompos yang menggunakan lapisan biodegradable, seperti PLA (asam polilaktat) atau bahan nabati lainnya, bahan ini masih menghadapi tantangan dalam pembuangannya. Gelas kompos memerlukan fasilitas pengomposan industri agar dapat terurai secara efektif, dan hal ini tidak selalu tersedia. Fasilitas pengomposan yang tidak memadai dapat menyebabkan cangkir-cangkir kompos dikirim ke tempat pembuangan sampah, yang kemudian tidak terurai sebagaimana mestinya, sehingga berkontribusi terhadap limbah.
Masalah utama dalam mendaur ulang gelas kertas adalah sulitnya memisahkan kertas dari lapisan plastiknya. Gelas kertas tradisional dilapisi dengan lapisan tipis PE, yang menyatu dengan kertas. Penggabungan ini mencegah kertas dan plastik mudah dipisahkan dalam proses daur ulang. Akibatnya, banyak fasilitas daur ulang yang tidak memiliki teknologi untuk menangani bahan campuran jenis ini, sehingga menyebabkan cangkir kertas dialihkan dari aliran daur ulang dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Bahkan ketika fasilitas daur ulang dilengkapi untuk menangani gelas kertas, prosesnya bisa memakan biaya mahal dan rumit. Fasilitas yang dapat memisahkan serat kertas dari lapisannya bersifat khusus dan seringkali jumlahnya terbatas. Kelangkaan fasilitas ini semakin membatasi tingkat daur ulang gelas kertas. Tingginya biaya pengolahan bahan-bahan ini dan relatif rendahnya permintaan pasar terhadap bahan cangkir kertas daur ulang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat daur ulang.
Gelas kertas yang digunakan untuk minuman panas atau berminyak dapat terkontaminasi sisa makanan. Gelas yang terkontaminasi cenderung tidak diterima oleh fasilitas daur ulang karena risiko menurunkan kualitas kertas daur ulang. Kontaminasi ini dapat menyebabkan tingkat penolakan yang lebih tinggi dalam proses daur ulang dan semakin memperburuk masalah pembuangan.
Dampak lingkungan dari masalah pembuangan dan daur ulang yang terkait dengan dasar cangkir kertas tidak hanya sekedar limbah. Produksi cangkir kertas melibatkan penggunaan bahan mentah, seperti bubur kertas, yang berasal dari pohon. Daur ulang yang tidak efisien dan tingginya tingkat pembuangan sampah menyebabkan bahan-bahan tersebut terbuang sia-sia, sehingga berkontribusi terhadap deforestasi dan penipisan sumber daya.
Proses produksi dan pembuangan gelas kertas juga melibatkan konsumsi energi dan emisi. Pembuatan gelas kertas dengan lapisan PE memerlukan energi dan sumber daya, dan kegagalan mendaur ulang gelas ini berarti energi dan bahan yang diinvestasikan dalam produksinya tidak dapat diperoleh kembali. Selain itu, penimbunan sampah juga berkontribusi terhadap emisi metana, gas rumah kaca yang kuat, dan berdampak lebih lanjut terhadap lingkungan.
Untuk mengatasi masalah lingkungan ini, ada penelitian yang sedang berlangsung mengenai bahan alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan daur ulang dan pengomposan cangkir kertas. Inovasinya meliputi lapisan yang dapat terurai secara hayati dan teknologi daur ulang yang lebih canggih yang dapat menangani bahan campuran dengan lebih baik.
Mendorong penggunaan gelas yang dapat digunakan kembali dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak lingkungan dari barang sekali pakai dapat mengurangi ketergantungan pada gelas kertas. Selain itu, mendukung kebijakan dan infrastruktur yang mendorong daur ulang dan pengomposan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari dasar cangkir kertas.
Dampak lingkungan dari dasar cangkir kertas dalam hal pembuangan dan daur ulang sangatlah signifikan, melibatkan tantangan terkait kontribusi TPA, kesulitan daur ulang, dan konsekuensi lingkungan yang lebih luas. Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan kemajuan dalam bidang material, peningkatan teknologi daur ulang, dan perubahan perilaku konsumen untuk mengurangi dampak keseluruhan.